Kabupaten Jember kembali menorehkan prestasi dengan mendapatkan penghargaan tingkat nasional, dalam peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-59 yang dilaksanakan bersamaan dengan Gebyar Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI).
Pemerintah Kabupaten Jember menerima penghargaan atas upaya dan kontribusi nyata dalam mempercepat penurunan angka buta aksara.
Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Tatang Muttaqin, kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember Hadi Mulyono.

Saat ditemui awak media , Hadi Mulyono mengungkapkan rasa syukur atas penghargaan dan capaian tersebut.
“Alhamdulillah, pada momen peringatan Hari Aksara Internasional kemarin, Pemerintah Kabupaten Jember mendapatkan penghargaan sebagai pengakuan atas dedikasi dan kontribusi aktif dalam menurunkan angka buta aksara,” ungkapya.
Hadi menambahkan bahwa penghargaan itu bukan hanya ceremony belaka, Namun sebuah bukti konkret berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Dimoment tersebut Kabupaten Jember merupakan salah satu dari empat daerah di Indonesia yang berhasil menerima penghargaan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari sinergi berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, universitas, hingga masyarakat.
Berdasarkan data sebelumnya, Jember menghadapi tantangan besar terkait jumlah anak yang tidak bersekolah yang cukup tinggi. Dua sampai tiga tahun lalu, data dari Dapodik dan EMIS mencatat sekitar 42 ribu anak yang putus sekolah.
Namun, setelah dilakukan verifikasi ulang bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN), jumlah tersebut menurun drastis menjadi 22 ribu anak.
Serangkaian program strategis juga mendukung usaha penurunan angka buta aksara itu. Misalnya, verifikasi data berbasis mahasiswa KKN, yang menjamin keakuratan kondisi anak-anak yang tidak bersekolah di lapangan.
Penguatan pendidikan vokasi, yang memberikan kesempatan bagi anak-anak yang tidak melanjutkan ke jalur sekolah formal untuk tetap memperoleh keterampilan hidup, dan ekspansi PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dari 14 lembaga menjadi 28 lembaga, sehingga mampu menampung lebih banyak anak yang tidak bersekolah.
Meskipun telah mendapatkan penghargaan tingkat nasional, Hadi menegaskan bahwa masih ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Jumlah anak yang tidak bersekolah di Jember masih cukup tinggi dan memerlukan langkah-langkah berkelanjutan dan nyata.
Kedepan, Pemkab Jember akan terus mendorong program PKPM (Pendidikan Kecakapan bagi Masyarakat) untuk masyarakat yang sudah melewati usia sekolah, serta memperluas akses pendidikan formal bagi anak-anak yang berada dalam usia sekolah.
Di samping itu, berbagai program beasiswa, pelatihan vokasi, dan jalur pendidikan non formal lainnya akan terus diperbanyak agar masyarakat Jember memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. (Yif)
