Pemerintah Kabupaten Jember tengah mewujudkan program prioritas “Jember Street Food” sebagai ikon baru wisata malam dan upaya penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di pusat kota. Proyek ini bertujuan untuk mempercantik wajah kota, menumbuhkan ekonomi, dan mengintegrasikan kawasan kuliner, pedestrian, dan pusat perbelanjaan lama di sekitar Alun-Alun Jember.
Kepala Bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum Dinas Cipta Karya, Rudi Rahmawan, S.T., menjelaskan bahwa pembangunan difokuskan di Jalan Kartini, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Diponegoro, dengan target penyelesaian hingga akhir tahun 2025.
“Kita tetap optimis, namun juga realistis. Dengan waktu yang tersisa sekitar satu setengah bulan efektif, kami berupaya agar tahap pembangunan infrastruktur utama bisa selesai tepat waktu. Kalau pun tidak, target utama kami tetap memastikan kualitas dan keberlanjutan program ini,” jelasnya.
Konsep utamanya adalah pelebaran jalur pedestrian sisi timur Jl. Diponegoro akan diperlebar menjadi sekitar 6 meter, sisi barat 3 meter. Area tersebut nantinya akan diisi PKL yang tertata rapi, dilengkapi area duduk, meja makan, dan pencahayaan estetik.
Dinas Cipta Karya bertanggung jawab atas infrastruktur dasar (pedestrian, lampu hias), sementara Dinas Koperasi dan UMKM menangani penataan PKL, desain gerobak (rombong), dan pembinaan pedagang. Meskipun waktu pengerjaan terbatas, Dinas Cipta Karya optimis infrastruktur utama dapat selesai tepat waktu, dengan fokus pada kualitas dan keberlanjutan program. Jember Street Food diharapkan menjadi magnet wisata baru dan membuka ruang ekonomi bagi UMKM.
“Kami menampilkan visualisasi kawasan dengan konsep rombong-rombong yang tertata, termasuk kemungkinan menggunakan desain dari program Gerobak Cinta. Namun penyediaan dan pembinaannya akan dikolaborasikan bersama Dinas Koperasi,” tambah Rudi.
Kawasan Jember Street Food diharapkan menjadi magnet baru wisata malam yang mampu menarik wisatawan lokal dan luar daerah, sekaligus membuka ruang ekonomi baru bagi pelaku UMKM. (Yif)
